Bagi saya pribadi, semua kota di Jerman menarik untuk dikunjungi, tentu saja dengan keistimewaan masing-masing, Heidelberg adalah salah satunya. Terletak di tepi Sungai Neckar, Heidelberg menawarkan pesona keindahan tiada tara yaitu keindahan khas Eropa, ketika bangunan bergaya barok berpadu dengan jalanan berbatu abad pertengahan. Berdirinya Universitas Heidelberg Th. 1386 dan berpredikat universitas tertua di Jerman sekaligus pusat riset terkemuka di Eropa semakin mempertegas julukan Heidelberg sebagai Kota Tua. Posisi kotanya strategis, berada di selatan Frankfurt, mudah dijangkau dan sangat populer di kalangan wisatawan asing (kecuali Indonesia, karena wisatawan kita hanya mengenal Berlin, Munich, Frankfurt dan Cologne sebagai tujuan wisata di Jerman), perjalanan kereta dari Frankfurt bisa ditempuh kurang dari 1 jam.
Tujuan utama mengunjungi kota ini tentu saja Schloss Heidelberg atau Heidelberg Castle, simbol utama kota Heidelberg, kota paling romantis di Jerman karena keberadaan kastilnya, jika kemudian saya menemukan kejutan-kejutan lain yang tak kalah indah, adalah bonus bagi perjalanan ini.
Reruntuhan kastil bergaya gothic dan renaissance ini dibangun pada abad ke 13 diatas bukit Koenigstuhl oleh Prince Rupert I (pendiri Uni Heidelberg). Memiliki sejarah sangat kompleks, pernah hancur akibat perang, dibangun lagi, hancur lagi tersambar petir, dibakar pasukan Perancis, dan diberondong meriam pasukan Swedia, kerusakan terparah terjadi saat penduduk Heidelberg berbondong-bondong mengambil batu kastil untuk membangun rumah baru. Namun berkat kerja keras seorang bangsawan dari Perancis, Charles de Graimberg berhasil menyelamatkan reruntuhan kastil dari kehancuran total dan mempromosikannya sebagai obyek wisata.
Heidelberg Castle dapat dicapai melalui 2 cara, jalan kaki mendaki bukit atau menggunakan funicular railway, saya pilih yang pertama, bukannya sok kuat, sama sekali bukan, tapi karena datang terlalu pagi, sehingga bersama turis-turis lain yang kecele karena loket funicular masih tutup kami terpaksa jalan kaki mendaki bukit terjal. Meski terengah-engah, toh akhirnya kelelahan terbayar oleh pemandangan spektakuler dari teras dan jendela kastil. Ternyata tidak sia-sia mengambil rute ini, karena langsung disuguhi panorama indah Kota Heidelberg dari atas, menikmati bentangan Alte Brücke (The Old Bridge) berdiri kokoh diatas Sungai Neckar, Altstadt (The Old Town), serta deretan rumah penduduk di bukit seberang yang tampak kecil bak mainan rumah-rumahan.
Kastil ini sungguh elok, berdiri di tengah taman luas nan asri serta dikelilingi pepohonan hijau, warnanya merah bata cenderung muda, bangunannya terdiri dari bermacam-macam gaya, setiap bangunan menunjukkan gaya arsitektur dari suatu masa tertentu, misalnya The Main Hall bergaya renaissance sedangkan The King's Hall, sekarang berfungsi sebagai tempat jamuan makan malam dan pesta pernikahan bergaya gothic. Malam hari selama musim panas digelar Festival Heidelberg berupa pertunjukan konser musik klasik, teater dan opera di halaman kastil (meski ide ini biasa bagi saya, karena pertunjukan Sendratari Ramayana di Candi Prambanan tak kalah indah). Lantas dimana romantisme itu? Adalah sore hari ketika senja perlahan turun, duduk di taman kastil sambil menyongsong senja tiba adalah suasana tak terlupakan, bahkan seorang teman yang telah terbiasa melanglang buana berpendapat tidak banyak spot di dunia ini yang bisa menandingi nuansa romantis senja hari di Heidelberg Castle.
Tiket masuk kastil sebesar 3 EUR (sekarang pasti lebih) adalah paket 3 in 1, artinya disamping reruntuhan kastil, sangat disayangkan jika melewatkan Deutsches Apothekenmuseum dan Keller. Keller (dalam bahasa Jerman) atau ruang bawah tanah adalah tempat menyimpan gentong wine, dahulu kala petani di daerah ini wajib membayar sebagian pajak mereka dalam bentuk wine kemudian disimpan dalam gentong.
Gentong wine raksasa dari kayu berkapasitas 220.017 liter, berukuran panjang 8,5 m dan tinggi 7 m dibuat Th 1751 oleh Karl Theodor ketika harus berkompetisi dengan seorang Pangeran dari Würrtemberg, sedangkan Museum Apotek Jerman menampilkan display 20.000 benda yang menggambarkan sejarah farmasi dari masa ke masa selama 2000 tahun di Eropa.
Membentang sejauh 1,6 km di atas Sungai Neckar, memiliki 9 lengkung kokoh, dipadu dua menara (Karl's Gate) mengapit pintu gerbang bergaya barok (hingga menginspirasi J.R.R Tolkien menulis salah satu episode "The Two Towers" dalam trilogi The Lord of the Rings) demikian gambaran tentang Karl Theodor-Brücke atau Alte Brücke (The Old Bridge). Awalnya jembatan ini terbuat dari kayu sehingga sangat rentan, berulang kali dibangun akibat terbakar dan hancur oleh banjir, sampai akhirnyaTh. 1788 Karl Theodor mengganti konstruksi jembatan dari batu. Selesai? belum, Th.1945 ketika meletus PD II The Old Bridge ikut hancur, Th 1946 donasi sukarela warga membuat jembatan berhasil direnovasi kurang dari 1,5 tahun kemudian. Sembilan tahun lalu tepatnya Th. 2001 The Old Bridge dinyatakan tertutup bagi lalu lintas kendaraan, artinya hanya pesepeda dan pejalan kaki yang boleh melintas. Sekarang Old Bridge menjadi salah satu pedestrian tercantik dan terpanjang di Eropa.
Tentu saja bukan Cuma Heidelberg Castle dan Old Bridge lokasi menarik lain di Heidelberg, masih ada Altstadt (Old Town) dan Uni Heidelberg. Memasuki Altstadt suasana seperti dibawa ke masa lalu dengan nuansa kosmopolitan, jalanan sempit, meja-kursi kafe berderet, toko souvenir digelar, butik pun ada. Banyak sekali yang bisa ditemukan di Old Town, museum, gereja, sinagog, monumen, market square sampai dengan balai kota (di Jerman semua balai kota terletak di Altstadt).
Dengan gambaran kota seperti itu kiranya wisatawan Indonesia wajib memasukkan Heidelberg dalam daftar tempat wisata yang harus dikunjungi ketika berkeliling Eropa. Percayalah, meski tidak banyak menyimpan kisah romantis tetapi Heidelberg menawarkan suasana romantis yang akan terkenang sepanjang masa...
No comments:
Post a Comment