Monday, August 24, 2015

Ada Pengorbanan dan Cinta dalam "Battle of Surabaya"

Begitu istimewanya hari ulang tahun kemerdekaan negeri kita ke 70, ada kado istimewa berupa film animasi karya anak bangsa berjudul “Battle of Surabaya”. Penasaran setelah melihat trailernya, saya menyempatkan waktu menonton film tersebut karena terpengaruh promosi yang menyebutkan bahwa inilah film Indonesia pertama yang berkelas Hollywood. Ternyata benar, Battle of Surabaya (BoS) adalah film animasi pertama di Indonesia yang bercita rasa Hollywood dengan karakter animasi ala Jepang.  Bagi penggemar anime dan manga pasti akan familiar dengan karakter tokoh-tokoh utama fim BoS yang digambarkan dengan muka lonjong, dagu runcing, hidung mancung, mata lebar serta rambut lurus. Pembuat film dipastikan ingin menarik minat anak-anak muda Indonesia yang terbiasa melihat anime supaya tertarik menonton film sejarah, alur ceritanya pun dibuat ringan dengan tidak mengurangi esensi pertempuran 10 November di Surabaya. Sungguh film yang menarik, apalagi dengan pengisi suara aktor dan aktris berkelas seperti Reza Rahardian dan Maudy Ayunda, bahkan pengisi suara tokoh dari Jepang dan Belanda dilakukan oleh native speaker. Tidak banyak dialek Suroboyoan dalam film ini, pembuat film hanya menyisipkan beberapa kata-kata tertentu yang menjadi ciri khas Arek Suroboyo misalnya “ Juangkrik” . Menurut saya pribadi hanya sedikit kekurangan film ini, yaitu dialog antar tokoh utamanya, agak risih saja mendengar mereka berbicara dengan kalimat dan logat kekinian, kurang sesuai dengan jamannya. Tapi saya yakin, hal ini disengaja oleh si pembuat film, dengan alasan -sekali lagi- menarik minat anak-anak muda yang pasti bosan jika disuguhi film sejarah jadoel.

Film animasi yang bagus tidak sekedar memiliki gambar bagus dan cerita menarik, tapi aspek psikologisnya pun digarap dengan apik. Dengan tagline “ There is no glory in war” film ini mengajak kita mengambil hikmah bahwa perang hanya menimbulkan kehancuran, kepahitan dan kesedihan berkepanjangan. Cerita film ini adalah fiksi dengan latar belakang peristiwa 10 November di Surabaya. Adalah Musa, seorang remaja penyemir sepatu hanya ingin sekedar bertahan hidup di tengah situasi perang, namun perang telah memaksanya untuk terlibat dalam pertempuran yaitu sebagai kurir surat-surat pribadi dan rahasia bagi pejuang. Perang pula yang mengantarkannya berpetualang hingga menemui peristiwa demi peristiwa yang nyaris merenggut nyawanya sendiri dan harus kehilangan orang-orang yang dicintainya.

Ending film ini terasa begitu menyentuh, lewat narasi Musa dewasa, mengalir jujur kalimat-kalimat yang menggambarkan betapa kejamnya perang. Andai saja tidak ada perang, Musa mungkin masih bersama Ibu serta sahabat-sahabatnya Yumna dan Danu. Keberanian, kekuatan, pengorbanan, cinta dan pengkhianatan adalah beberapa aspek psikologis yang berusaha dihadirkan pembuat film Battle of Surabaya. Film ini layak ditonton semua kalangan, bahkan sebaiknya anak sekolah diwajibkan menonton bersama kemudian diberi tugas untuk menceritakan kembali dan menyebutkan pahlawan serta tokoh yang berperan dalam pertempuran 10 November tersebut. Sebagai warga Jogja, tentu saja saya bangga karena film animasi berkelas Hollywood ini dihasilkan oleh animator lokal dari PTS di Jogja yang bekerja secara profesional hingga menghasilkan film animasi bertaraf internasional. Jika kelak Walt Disney benar-benar memasarkan film ini dalam jaringan bisnisnya, penghargaan dunia yang diperoleh Battle of Surabaya pasti bertambah…

Satu lagi, mendengarkan OST Battle of Surabaya yang berjudul “Mengingatmu” serasa ikut merasakan kepedihan sang tokoh utama… “Semua tak mampu terucap, hanya dari hati, kusimpan untukmu…”

Wednesday, July 16, 2014

Der 4 Stern fuer Deutschland 2014 (eine mannschaft, ein traum)

Ja, akhirnya bintang itu diraih..
Catatan ini adalah lanjutan dari catatan sebelumnya “Ah, bintang itu nyaris diraih..” https://www.facebook.com/notes/woro-ardhaneswari/ah-bintang-itu-nyaris-diraih/135711033117448 yang dibuat saat PD 2010 dihelat di Afrika Selatan dimana Die Mannschaft harus puas finish di urutan ketiga.
----------------------------------------
Minggu malam waktu Brasil
Dan...inilah gelombang kejut kedua yang dikirim Jerman ke seluruh penjuru dunia setelah berjibaku hingga berdarah-darah melawan Argentina di putaran final. Jerman memang layak juara, sangat layak. Perjalanan tim ini tidak bisa lepas dari tangan dingin Juergen Klinsmann, dialah peletak fondasi revolusi sepakbola Jerman. Sepuluh tahun lalu DFB dan Klinsmann membuat workshop dengan pelatih dan pemain Jerman, dari hasil workshop ini Klinsmann kemudian menyusun kurikulum, mempresentasikan hingga dapat diterima DFB. Kemudian terciptalah era baru sepak bola Jerman yang dinamis, modern dan bertabur darah muda. Bersama Klinsmann, Joachim Loew yang saat itu masih berpredikat asisten pelatih memberi warna dan memoles anak-anak muda Jerman tersebut hingga matang dan siap bertarung.

PD 2006 Jerman, Klinsmann dengan berani memasukkan pendatang baru Lukas Podolski, Bastian Schweinsteiger, Phillip Lahm untuk bersanding dengan pemain senior seperti Michael Ballack. Hasilnya? lumayan, mereka hanya turun peringkat menjadi juara ke-3 setelah mengalahkan Portugal.

PD 2010 Afrika Selatan. Setelah Klinsmann mengundurkan diri dan memilih bermukim di Amerika, praktis tongkat pelatih berpindah ke tangan Loew. Loew dan anak asuhnya datang ke Afrika Selatan tanpa memasang target menembus final. Media Jerman kala itu mempertanyakan keberanian Loew yang berangkat membawa pasukan muda & miskin pengalaman, berangkat tanpa Michael Ballack, dipastikan tidak ada lagi bintang di tim ini. Skuad muda Jerman diisi nama-nama baru, nama-nama yang tidak biasa sehingga menimbulkan kekhawatiran publik Jerman. Loew berani bereksperimen, baginya PD 2010 adalah ajang uji coba skuad mudanya. Loew sangat yakin jika darah & stamina muda apabila dipadu semangat juang tinggi, pantang menyerah, disiplin & mental yang bagus, serta kekompakan tim, akan membuat Die Mannschaft mampu melibas lawan-lawannya. Hasilnya? Mereka menjadi tim tak terkalahkan sepanjang putaran PD 2010, langkahnya baru terhenti di semifinal karena tidak cukup pede saat harus menghadapi Tim Matador yang memang jauh lebih berpengalaman.

PD 2014 Brasil. Inilah tim terbaik, begitu para komentator sepak bola di Jerman menilai Die Mannschaft sekarang, mereka matang dan telah bermain bersama sejak PD 2010. Ya, kekompakan tim adalah hal penting. DFB dan Loew sangat siap menghadapi PD yang digelar di benua Amerika. Banyak pihak memandang sinis ketika DFB membangun camp untuk Die Mannschaft, mereka menilai Jerman arogan dengan membandingkan tim dari negara Eropa lain yang tinggal di hotel bernuansa sejuk. Tentu saja mereka salah, pembangunan camp di daerah tropis bukan tanpa alasan, DFB dan Loew ingin timnya mampu menyesuaikan diri dengan cuaca, mereka bahkan datang 2 minggu sebelum perhelatan akbar digelar untuk beradaptasi. Di camp itu dibangun beberapa bungalow untuk tempat tinggal pemain, masing-masing bungalow ditempati 5-6 pemain. Loew mencampur pemain Bayern Muenchen, Schalke dan Borussia Dortmund dalam 1 bungalow untuk menghilangkan rivalitas diantara pemain. Bagi penggemar Bundesliga pasti paham sekali dengan rivalitas diantara klub-klub papan atas itu.

Dengan persiapan sematang itu tentu saja Jerman layak menjadi juara. Pihak yang berkomentarJerman beruntung ketika melawan Brasil yang tidak diperkuat Neymar adalah SALAH. Kemenangan Jerman atas Brasil sudah bisa diprediksi. DFB memadukan sepak bola dengan sport science, software khusus untuk menganalisis perkembangan para pemain saat bertanding. Jerman tetap menang andai Neymar waktu itu turut bermain memperkuat timnya.

Jerman adalah tim spesialis turnamen, terus menerus masuk semi final dan final tapi tidak bisa menang, demikian komentar bernada negatif dan mengejek. Sebentar, apakah konsisten di top three Eropa dan dunia bukan pencapaian yang luar biasa? Bukankah tidak ada negara lain di dunia yang mampu melakukannya selain Jerman? Spanyol juara dunia 4x tapi tersingkir di putaran pertama, Brazil juara dunia 5x tapi harus menanggung aib dipermalukan di kandang sendiri. Jadi, negara mana yang paling konsisten berada di level atas dunia sepak bola? Jawabnya adalah Jerman! Hanya perlu 3 kata untuk menggambarkan Die Mannschaft: solid, fokus dan bermental baja.

Thursday, July 10, 2014

Die Nationalmannschaft 2014


Selasa malam waktu Brasil.
Tidak ada arogansi yang ditunjukkan Timnas Jerman ketika berhasil mengirim gelombang kejut ke seluruh dunia setelah meluluhlantakkan tim tuan rumah Brasil di kandang sendiri. Mereka jelas tidak enak hati jika harus bergembira diatas penderitaan 200jt rakyat Brasil yang menyaksikan laga hidup mati tersebut. Ya, Die Nationalmannschaft pernah merasakannya ketika kalah 0-2 dari Italy di semifinal PD 2006, sungguh amat sangat menyakitkan kalah di hadapan publik sendiri, merekapun berempati dan tidak melakukan selebrasi berlebihan.

Sebenarnya apa yang membuat Timnas Jerman berhasil mencetak rekor 4x berturut-turut menembus semifinal? Jelas bukan suatu kebetulan. Inilah buah dari generasi emas Jerman. Sejak paceklik pemain akhir tahun 90-an, Federasi Sepakbola Jerman (DFB=Deutscher Fussball Bund) seperti tertampar dengan kondisi tersebut. Alih-alih menyalahkan pihak lain, mereka justru mengaku sebagai pihak yang paling bertanggungjawab terhadap keterpurukan sepakbola Jerman. Keputusan pun dibuat, DFB mewajibkan klub-klub yang bermain di bawah Bundesliga mempunyai akademi pemain untuk pembinaan pemain usia dini. Jika ada klub yang enggan mendirikan akademi, mereka terancam tidak mendapatkan lisensi mengikuti Bundesliga, dan ini syarat mutlak. DFB juga mengelontorkan dana ratusan juta Euro untuk membangun pusat pelatihan pemain usia11-14th di seluruh penjuru Jerman.

Thomas Mueller adalah salah satu produk generasi emas ini, Th 2000 ketika ia mengikuti akademi, umurnya baru 11th, 10 th berselang Mueller membela Die Mannschaft dalam usia relatif muda dan menyabet gelar sebagai Top Scorer & Pemain Muda Terbaik PD 2010. Sebagai catatan, Lukas Podolski juga bergelar Pemain Muda Terbaik PD 2006 di Jerman. Th. 2006 ketika Juergen Klinsmann menjadi pelatih Die Mannschaft, ia meminta DFB mewajibkan semua klub Bundesliga menerapkan konsep permainan Timnas dibawah asuhannya, tujuannya adalah siapapun nanti pemain yang bergabung dengan Timnas akan mudah beradaptasi dan tahu apa yang harus dilakukan. Semua klub mematuhinya, mereka menerapkan konsep standar 4-4-2 dengan skema yang berbeda dan terbukti berhasil. Th 2009 Timnas U-21 menjuarai Euro-U21, siapa saja pemain yang tergabung di U-21? mereka antara lain Mesut Oezil, Thomas Mueller, Manuel Neuer, Sami Khadira & Jerome Boateng!

Ada keyakinan dalam setiap jiwa pemain Jerman, bahwa jika bersama pasti berhasil (when we stand together it works) mereka rendah hati dan selalu menghormati tim lawan. Jarang terdengar pemain Jerman terlibat masalah atau memamerkan kekayaan. Miroslav Klose adalah pemain yang sangat menjunjung tinggi fairplay, ia mengingatkan Andre Schuerrle dari pinggir lapangan ketika melihat rekannya itu menginjak kaki pemain Brasil, Klose juga pernah meminta referee menganulir golnya karena handsball. Manuel Neuer mendirikan Manuel Neuer Kids Foundation, yang bertujuan menampung anak-anak berbakat. Neuer adalah atlet yang cerdas. Ia pernah mengikuti kuis Who Wants To Be a Millionaire dan memenangkan hadiah sebesar 500.000 EUR yang kemudian disumbangkan untuk yayasan amal. Neuer juga menuai simpati ketika memilih bertukar kaos dengan kiper cadangan Perancis usai laga yg membuat Perancis tersingkir, ia tahu Mickael Landreau akan mengakhiri karier profesionalnya sebagai penjaga gawang setelah kekalahan Perancis, hal ini tentu saja membuat Mickael Landreau terharu biru karena tidak menyangka seorang Manuel Neuer menaruh respek terhadap dirinya.

Jerman memang tidak mempunyai pemain bintang seperti Argentina, Portugal, Spanyol, Italy, Perancis, Inggris dan Brasil. Jerman adalah Tim. Tim dengan kerjasama yang bagus, solid, bermental baja, bermain bersih dengan pola yang terstruktur, disiplin dan rapi. Stok pemain cadangan mereka dipenuhi sederet talenta berbakat. Markas mereka di Brasil yang steril dari sentuhan publik adalah cara untuk memberi kenyamanan bagi seluruh Tim. Ini bukan arogansi, sama sekali bukan, sekali lagi inilah cara mereka berkonsentrasi untuk memperoleh hasil terbaik. Inilah disiplin tinggi ala Jerman. Die Nationalmannschaft adalah Tim yang sedang bekerja membela negara, kabarnya pemain menerima gaji sekitar 500jt ketika mencapai perempat final, jika juara tentu saja angka itu bisa naik berpuluh kali lipat, belum lagi bonus yang telah menanti, mungkin setiap pemain mendapat  1 unit Mercedes keluaran terbaru...mungkiiiin :)

Akhirnya semua harapan tertumpu pada Joachim Loew sebagai pelatih yang diharapkan mampu mengoptimalkan potensi pemain. Kita tunggu hasil pertandingan Senin dini hari nanti, siapapun yang menang, itulah tim terbaik. Kemenangan telak 7-1 di hadapan publik Brasil akan tercatat dalam sejarah sepakbola dunia dan tak akan pernah terlupakan oleh penggemar sepakbola. Bagi masyarakat Jerman, jika tim kebanggaannya sukses melenggang ke putaran final, apapun hasilnya tidak akan berpengaruh terhadap publik di Jerman sana, mereka tetap berpesta bir dan….tentu saja mabuk sampai pagi...:D

Thursday, March 14, 2013

Jembatan Selat Sunda dalam perspektif Negara Maritim


Sebagai negara maritim dengan cakupan wilayah laut mencapai hampir 80%, Indonesia diakui secara internasional sebagai Negara Maritim yang di tetapkan dalam UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) Th. 1982. Hilangnya orientasi pembangunan maritim bangsa Indonesia semakin jauh tatkala memasuki era Orde Baru, kebijakan pembangunan nasional lebih diarahkan ke pembangunan berbasis daratan yang dikenal dengan agraris, bahkan dengan bangga Indonesia dideklarasikan sebagai Negara Agraris penghasil produk pertanian yang spektakuler. Sangat di sesalkan, dan hal inipun masih berlanjut hingga era reformasi di negeri ini. Padahal dengan cakupan yang demikian besar dan luas, tentu saja laut Indonesia mengandung keanekaragaman sumberdaya alam laut yang potensial, baik hayati dan non-hayati, wilayah wisata bahari, dan juga media transportasi antar pulau yang sangat ekonomis.

Media transportasi antar pulau yang dimaksud tentu saja angkutan penyeberangan, bukan jembatan. Karena menurut ahli transportasi Djoko Setijowarno, pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) akan semakin membuat Sumatera menjadi tergantung dengan Pulau Jawa. Urbanisasi akan dengan mudah terjadi, sehingga akan menambah kepadatan penduduk di Pulau Jawa. Senada dengan Djoko, Daniel M. Rosyid, pakar kelautan dari ITS berpendapat JSS hanya menguntungkan pemilik dan mafia tanah di sisi Banten dan Lampung. Bahkan, pemilik tanah di Lampung akan berganti tangan ke orang-orang Jakarta yang secara finansial jauh lebih mampu. Penyebabnya, pendidikan dan keterampilan terbatas, para penjual tanah di Lampung akan segera menjadi penonton di kampung halaman mereka sendiri,  atau menjadi urbanisator ataupun buruh pabrik.

Sebenarnya kemacetan berulang yang terjadi di sekitar Pelabuhan Merak, Banten, karena sejumlah hal yakni kekurangan kapal penyeberangan dan dermaga hingga manajemen yang kurang baik. Untuk itu, solusi yang dinilai lebih pas adalah penambahan kapal dan darmaga. Layanan penyeberangan yang buruk saat ini adalah akibat dari kebijakan perhubungan yang didikte oleh industri mobil sehingga menelantarkan angkutan umum, termasuk yang berbasis rel dan penyeberangan. JSS adalah kelanjutan dari solusi jalan dan mobil pribadi yang telah mendominasi kebijakan transportasi nasional sejak Orde Baru, terutama dengan bantuan Jepang. Dominasi moda jalan pribadi ini telah membunuh angkutan umum moda transportasi rel dan sungai di Jawa maupun luar Jawa. "JSS ini juga akan membunuh moda feri penyeberangan seperti yang telah dilakukan oleh Jembatan Suramadu," ungkap Daniel M. Rosyid, contohnya layanan penyeberangan Ujung-Kamal sebelumnya adalah layanan yang menguntungkan (terminal penyeberangan tipe A), tetapi saat ini operatornya harus merugi dan disubsidi (terminal tipe C).

Daniel menambahkan, dalam perspektif geologi, air laut justru membuat kontur dasar laut yang rumit dengan patahan dan palung menjadi rata. "Air laut adalah jembatan alamiah, bukan bagi mobil, tapi bagi kapal. Jembatan akan dibutuhkan jika tidak ada air laut di selat dan lainnya, untuk menghindari trace jalan yang rumit dan berkelak-kelok," sebutnya. Belum lagi kenyataan bahwa kawasan Selat Sunda terletak pada zona peralihan tektonik aktif antara Sumatera dan Jawa yang dikenal sebagai salah satu kawasan rawan bencana geologi atau ring of fire di Indonesia. Kerawanan ini ditandai dengan terjadinya bencana geologi seperti gempa bumi, letusan guning api, tsunami, dan gerakan tanah.

Bagi Pulau Jawa dan Sumatera, yang dibutuhkan adalah prasarana transportasi di kedua pulau tersebut, yaitu jalan tol dan double-track kereta api lintas Sumatera dan Jawa, yang terintegrasikan ke pelabuhan-pelabuhan yang efisien di kedua pulau tersebut. Lintasan penyeberangan antara Merak dan Bakauheni bisa dilayani dengan sarana dermaga dan sistem feri maju generasi terakhir dengan teknologi yang sudah terbukti jauh lebih murah dan dapat disediakan dalam waktu yang jauh lebih singkat daripada JSS. 

Tidak semua negara selalu menggunakan simbol peradaban negaranya ke dalam bentuk bangunan konstruksi. Inggris adalah negara yang terbentuk melalui gugus kepulauan, tapi tidak memiliki satu pun jembatan yang menghubungkan antar pulau-pulau besar. Jembatan terpanjang di Malaysia-pun hanya berjarak kurang dari 12 km yang menghubungkan pulau Penang dan daratan Malaysia.

Sebaiknya dana JSS sebesar Rp 117 triliun tersebut dialokasikan untuk memperbaiki dan mengoptimalkan Jalan Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan antara Aceh hingga Lampung. Pengadaan infrastruktur tersebut dinilai akan mampu mendukung pembentukan titik-titik baru sumber pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera, karena sesungguhnya propinsi-propinsi di Pulau Sumatera mampu dijadikan kawasan yang mandiri. Jika kelak mereka telah memiliki basis pertumbuhan ekonomi yang kuat, maka tentunya akan mengurangi ketergantungan pembangunan dan kebutuhannya dengan Pulau Jawa.

Akhirnya pemerintah harus bijak menentukan. Ingin membangun Jembatan Selat Sunda atau melihat kematian perekonomian dari kota-kota besar di Indonesia akibat kemacetan? Kota-kota kita saat ini semakin macet dan seolah nyaris tanpa solusi. Solusi JSS adalah adalah solusi yang mengingkari Deklarasi Djuanda 1957 dan pengakuan UNCLOS 1982 yang menempatkan Indonesia sebagai Negara Kepulauan dengan potensi ekonomi maritim sangat besar. (dari berbagai sumber)

Pelabuhan Modern Hamburg

Thursday, March 7, 2013

Negeri Sakura yang Memukau Dunia..



Sulit rasanya memasuki bulan Maret tanpa mengingat kejadian memilukan yang menimpa saudara-saudara kita di Jepang. Saya langsung mengganti profile picture di fb selama hampir 2 minggu sebagai tanda simpati terhadap Jepang, padahal saya sama sekali tidak tergerak ketika dulu pengguna fb beramai-ramai mengganti propic-nya menjadi Pray for Indonesia saat negri tercinta kita juga dilanda bencana besar. Mengapa? Pertama saya salut atas kesigapan dan kesungguhan pemerintah Jepang membantu rakyatnya bangkit dari keterpurukan, kedua salut kepada pribadi rakyatnya yang tabah dan menerima dengan sabar semua peristiwa memilukan itu.

Jepang -negara yang paling siap menghadapi ancaman bencana alam- akhirnya luluh lantak dihantam bencana bertubi-tubi. Pemerintahnya segera bergegas mengerahkan seluruh kekuatan, dukungan moral & material mengalir dari seluruh penjuru dunia. Terkenal sebagai bangsa yang tekun, gigih & ulet, rakyat Jepang -meski didera duka mendalam- tak sedikitpun mengeluh terhadap situasi yang tengah dihadapi, mereka sabar & tertib menanti distribusi logistik, tidak ada berita penjarahan, yang ada malah beberapa supermarket menurunkan harga. Duniapun terkesima melihat ketabahan rakyat Jepang menerima takdir yang telah digariskan Tuhan. Lebih mengagumkan lagi semua kejadian mengerikan itu terekam sempurna detik demi detik. Meski diguncang 3 bencana sekaligus, media Jepang tidak lebay menayangkan berita, tidak tampak adanya upaya menjual derita menjadi suatu drama yang menyedihkan atau bahkan mengerikan. Sepertinya ada kontrol media yang membuat mereka sepakat untuk tidak mendramatisir keadaan, bandingkan dengan stasiun TV berwarna merah di negri kita yang selalu heboh ketika menyampaikan berita ke pemirsa.

Kita tahu bangsa Jepang terkenal eksklusive & homogen di dunia. Ketika masih tinggal di Jerman, saya berteman dengan siswa Jepang di  tempat kursus dan bertetangga dengan beberapa mahasiswa dari Jepang, mereka solid, kompak dan memiliki keramahan khas Asia. Komunitas Jepang di Duesseldorf adalah terbesar ketiga di Eropa, itulah sebabnya komunitas ini setiap tahun menyelenggarakan event Japan Day yang akan membuat Duesseldorf bak bertransformasi menjadi kota di Jepang selama sehari penuh.  Seorang wartawan di suatu media pernah bercerita tentang pengalamannya mewawancarai komunitas wanita Jepang di Jakarta, setiap kali akan menjawab pertanyaan mereka berdiskusi dulu.  Itulah bukti bahwa masyarakat Jepang sadar mereka memikul tanggungjawab besar terhadap komunitas dimana dia hidup.

Loyalitas rakyat Jepang terhadap bangsanya terlihat saat harus menghadapi kebocoran reaktor nuklir, mereka mau berkorban demi kepentingan kelompok, ratusan orang rela tetap tinggal di reaktor nuklir Fukushima. Keluarga yang ditinggalkan tetap tabah meski tahu kalau suami, ayah atau bahkan kakek mereka sebenarnya telah menandatangani kontrak mati. Tidak heran grup Pray for Japan di facebook banjir pujian yang kian mengukuhkan Jepang sebagai bangsa yang hebat, kuat & beretika. Rasanya tidak akan ada di dunia ini seorang kepala keluarga berani menyerahkan nyawa demi kepentingan masyarakat jika tidak percaya negaranya kelak akan mengurus dengan baik keluarga yang ditinggalkan. Bahwa betapapun kondisi yang dialami akibat lapar dan dahaga mereka tetap tertib, sabar dan disiplin menunggu antrean untuk memperoleh jatah makan dan minum, hal ini hanya mungkin terjadi apabila rakyat percaya pihak berwenang pasti mengupayakan yang terbaik bagi para korban, bahwa mereka tidak mempunyai keraguan sedikitpun jatah bantuannya akan diembat oleh oknum nakal. Barangkali inilah karakter hasil tempaan Revolusi Meiji  dan semangat samurai yang selalu terpatri dalam diri masyarakat Jepang.

Maka di tengah krisis kepercayaan kita terhadap pemerintah, aparat hukum maupun elit politik tentu saja saya envy berat dengan kondisi bangsa Jepang sekarang yang sedang didera bencana hebat namun pemerintah dan rakyatnya mampu bertahan dengan sopan dan terpelajar hingga menuai pujian dan mengundang simpati dari seluruh dunia..

Tuesday, March 5, 2013

Sisi lain Jogjakarta



Ramah, santun dan rendah hati, demikian kultur masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dipimpin Raja bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono X tapi lebih populer dengan Ngarso Dalem. Sikap tersebut merupakan teladan Ngarso Dalem untuk rakyatnya, sehingga perlakuan istimewa ini pula yang akan mengantar anda menguak eksotisme Jogjakarta dimana pesona alamnya sungguh elok tiada tara.

Tengoklah Pantai Parangtritis, semburat jingga matahari terbenam dari tepi pantai ini adalah biasa. Mau yang luar biasa? Naiklah ke atas bukit Parangtritis, pemandangan spektakuler dari atas bukit berupa deburan ombak laksana buih serta gradasi warna lautnya akan membuat anda tak henti berdecak kagum. 


Selesai? Belum. Sekarang nikmati sisi lain Kabupaten Bantul. Ambil rute berbeda ketika pulang menuju kota Jogja. Jalur alternatif Parangtritis-Panggang-Siluk-Imogiri-Jogja menyuguhkan bentang alam Bantul berupa perbukitan hijau bak permadani memanjakan mata. Kemudian berhentilah di jembatan Siluk, bertanyalah pada penduduk sekitar letak jembatan gantung Selopamioro, kejutan lain yaitu sawah terasiring nan cantik laksana piramida telah menanti sebelum mencapai destinasi akhir.

Tebing Selopamioro & Sungai Oya
Jembatan gantung dilihat dari Kebun Buah Mangunan

Jembatan gantung Selopamioro dibangun Th. 2004 untuk menghubungkan 2 desa, karena pernah dipakai shooting iklan Partai Demokrat dan film Sang Pemimpi jembatan ini sekarang populer sebagai lokasi shooting sinetron :-) Ingin melihat jembatan dari atas? lanjutkan perjalanan menuju Kebun Buah Mangunan dari Imogiri, naiklah hingga menemukan gardu pandang di puncak Mangunan, dari sini pesona tebing Selopamioro mengapit sungai Oya terhampar sempurna, bahkan keindahannya mampu menyamai paduan Grand Canyon dan sungai Colorado di AS.

Belum puas? Menyusuri perbukitan Bantul hingga Gunung Kidul adalah pilihan tepat. Seluruh pantai di Gunung Kidul sangat eksotis dan natural, demikian pula goa-goa di sepanjang bukit kapur adalah surga bagi pecinta Caving, air terjunnya pun menyuguhkan nuansa berbeda, sebutlah Sri Gethuk dan Luweng Sampang yang rupawan. Bentuknya sungguh unik sehingga membuat kedua air terjun ini berbeda dari yang pernah ada.

Sekelumit cerita eksotisme Jogja ini semoga membuat anda semakin ingin menguaknya. Datanglah ke Jogjakarta, sapalah masyarakatnya, nikmati senyumnya yang abadi. Jogja istimewa bukan hanya untuk dirinya, tapi untuk Indonesia..

Luweng Sampang
Sri Gethuk