Ja, akhirnya bintang itu diraih.. Catatan ini adalah lanjutan
dari catatan sebelumnya “Ah, bintang itu nyaris diraih..” https://www.facebook.com/notes/woro-ardhaneswari/ah-bintang-itu-nyaris-diraih/135711033117448 yang dibuat
saat PD 2010 dihelat di Afrika Selatan dimana Die Mannschaft harus puas finish di urutan ketiga. ---------------------------------------- Minggu malam waktu Brasil Dan...inilah
gelombang kejut kedua yang dikirim Jerman ke seluruh penjuru dunia
setelah berjibaku hingga berdarah-darah melawan Argentina di putaran
final. Jerman memang layak juara, sangat layak. Perjalanan tim ini
tidak bisa lepas dari tangan dingin Juergen Klinsmann, dialah peletak
fondasi revolusi sepakbola Jerman. Sepuluh tahun lalu DFB dan Klinsmann
membuat workshop dengan pelatih dan pemain Jerman, dari hasil workshop
ini Klinsmann kemudian menyusun kurikulum, mempresentasikan hingga dapat
diterima DFB. Kemudian terciptalah era baru sepak bola Jerman yang
dinamis, modern dan bertabur darah muda. Bersama Klinsmann, Joachim Loew
yang saat itu masih berpredikat asisten pelatih memberi warna dan
memoles anak-anak muda Jerman tersebut hingga matang dan siap bertarung.
PD 2006 Jerman, Klinsmann dengan berani memasukkan
pendatang baru Lukas Podolski, Bastian Schweinsteiger, Phillip Lahm
untuk bersanding dengan pemain senior seperti Michael Ballack. Hasilnya?
lumayan, mereka hanya turun peringkat menjadi juara ke-3 setelah
mengalahkan Portugal. PD 2010 Afrika Selatan. Setelah
Klinsmann mengundurkan diri dan memilih bermukim di Amerika, praktis
tongkat pelatih berpindah ke tangan Loew. Loew dan anak asuhnya datang
ke Afrika Selatan tanpa memasang target menembus final. Media Jerman
kala itu mempertanyakan keberanian Loew yang berangkat membawa pasukan
muda & miskin pengalaman, berangkat tanpa Michael Ballack,
dipastikan tidak ada lagi bintang di tim ini. Skuad muda Jerman diisi
nama-nama baru, nama-nama yang tidak biasa sehingga menimbulkan
kekhawatiran publik Jerman. Loew berani bereksperimen, baginya PD 2010
adalah ajang uji coba skuad mudanya. Loew sangat yakin jika darah &
stamina muda apabila dipadu semangat juang tinggi, pantang menyerah,
disiplin & mental yang bagus, serta kekompakan tim, akan membuat Die
Mannschaft mampu melibas lawan-lawannya. Hasilnya? Mereka menjadi tim
tak terkalahkan sepanjang putaran PD 2010, langkahnya baru terhenti di
semifinal karena tidak cukup pede saat harus menghadapi Tim Matador yang
memang jauh lebih berpengalaman. PD 2014 Brasil.
Inilah tim terbaik, begitu para komentator sepak bola di Jerman menilai
Die Mannschaft sekarang, mereka matang dan telah bermain bersama sejak
PD 2010. Ya, kekompakan tim adalah hal penting. DFB dan Loew sangat siap
menghadapi PD yang digelar di benua Amerika. Banyak pihak memandang
sinis ketika DFB membangun camp untuk Die Mannschaft, mereka
menilai Jerman arogan dengan membandingkan tim dari negara Eropa lain
yang tinggal di hotel bernuansa sejuk. Tentu saja mereka salah,
pembangunan camp di daerah tropis bukan tanpa alasan, DFB dan
Loew ingin timnya mampu menyesuaikan diri dengan cuaca, mereka bahkan
datang 2 minggu sebelum perhelatan akbar digelar untuk beradaptasi. Di camp itu
dibangun beberapa bungalow untuk tempat tinggal pemain, masing-masing
bungalow ditempati 5-6 pemain. Loew mencampur pemain Bayern Muenchen,
Schalke dan Borussia Dortmund dalam 1 bungalow untuk menghilangkan
rivalitas diantara pemain. Bagi penggemar Bundesliga pasti paham sekali
dengan rivalitas diantara klub-klub papan atas itu. Dengan
persiapan sematang itu tentu saja Jerman layak menjadi juara. Pihak
yang berkomentarJerman beruntung ketika melawan Brasil yang tidak
diperkuat Neymar adalah SALAH. Kemenangan Jerman atas Brasil sudah bisa
diprediksi. DFB memadukan sepak bola dengan sport science, software khusus untuk menganalisis perkembangan para pemain saat bertanding. Jerman tetap menang andai Neymar
waktu itu turut bermain memperkuat timnya. Jerman
adalah tim spesialis turnamen, terus menerus masuk semi final dan final
tapi tidak bisa menang, demikian komentar bernada negatif dan mengejek.
Sebentar, apakah konsisten di top three Eropa dan dunia bukan
pencapaian yang luar biasa? Bukankah tidak ada negara lain di dunia yang
mampu melakukannya selain Jerman? Spanyol juara dunia 4x tapi
tersingkir di putaran pertama, Brazil juara dunia 5x tapi harus
menanggung aib dipermalukan di kandang sendiri. Jadi, negara mana yang
paling konsisten berada di level atas dunia sepak bola? Jawabnya adalah Jerman! Hanya perlu 3 kata untuk menggambarkan Die Mannschaft: solid,
fokus dan bermental baja.
Selasa malam waktu Brasil. Tidak ada arogansi yang
ditunjukkan Timnas Jerman ketika berhasil mengirim gelombang kejut ke
seluruh dunia setelah meluluhlantakkan tim tuan rumah Brasil di kandang
sendiri. Mereka jelas tidak enak hati jika harus bergembira diatas
penderitaan 200jt rakyat Brasil yang menyaksikan laga hidup mati
tersebut. Ya, Die Nationalmannschaft pernah merasakannya ketika kalah
0-2 dari Italy di semifinal PD 2006, sungguh amat sangat menyakitkan
kalah di hadapan publik sendiri, merekapun berempati dan tidak melakukan
selebrasi berlebihan. Sebenarnya apa yang membuat
Timnas Jerman berhasil mencetak rekor 4x berturut-turut menembus
semifinal? Jelas bukan suatu kebetulan. Inilah buah dari generasi emas
Jerman. Sejak paceklik pemain akhir tahun 90-an, Federasi Sepakbola
Jerman (DFB=Deutscher Fussball Bund) seperti tertampar dengan kondisi
tersebut. Alih-alih menyalahkan pihak lain, mereka justru mengaku
sebagai pihak yang paling bertanggungjawab terhadap keterpurukan
sepakbola Jerman. Keputusan pun dibuat, DFB mewajibkan klub-klub yang
bermain di bawah Bundesliga mempunyai akademi pemain untuk pembinaan
pemain usia dini. Jika ada klub yang enggan mendirikan akademi, mereka
terancam tidak mendapatkan lisensi mengikuti Bundesliga, dan ini syarat
mutlak. DFB juga mengelontorkan dana ratusan juta Euro untuk membangun
pusat pelatihan pemain usia11-14th di seluruh penjuru Jerman. Thomas
Mueller adalah salah satu produk generasi emas ini, Th 2000 ketika ia
mengikuti akademi, umurnya baru 11th, 10 th berselang Mueller membela
Die Mannschaft dalam usia relatif muda dan menyabet gelar sebagai Top Scorer
& Pemain Muda Terbaik PD 2010. Sebagai catatan, Lukas Podolski juga
bergelar Pemain Muda Terbaik PD 2006 di Jerman. Th. 2006 ketika Juergen
Klinsmann menjadi pelatih Die Mannschaft, ia meminta DFB mewajibkan
semua klub Bundesliga menerapkan konsep permainan Timnas dibawah
asuhannya, tujuannya adalah siapapun nanti pemain yang bergabung dengan
Timnas akan mudah beradaptasi dan tahu apa yang harus dilakukan. Semua
klub mematuhinya, mereka menerapkan konsep standar 4-4-2 dengan skema
yang berbeda dan terbukti berhasil. Th 2009 Timnas U-21 menjuarai
Euro-U21, siapa saja pemain yang tergabung di U-21? mereka antara lain
Mesut Oezil, Thomas Mueller, Manuel Neuer, Sami Khadira & Jerome
Boateng! Ada keyakinan dalam setiap jiwa pemain Jerman, bahwa jika bersama pasti berhasil (when we stand together it works)
mereka rendah hati dan selalu menghormati tim
lawan. Jarang terdengar pemain Jerman terlibat masalah atau memamerkan
kekayaan. Miroslav Klose adalah pemain yang sangat menjunjung tinggi fairplay,
ia mengingatkan Andre Schuerrle dari pinggir lapangan ketika melihat
rekannya itu menginjak kaki pemain Brasil, Klose juga pernah meminta referee menganulir golnya karena handsball.
Manuel Neuer mendirikan Manuel Neuer Kids Foundation, yang bertujuan
menampung anak-anak berbakat. Neuer adalah atlet yang cerdas. Ia pernah
mengikuti kuis Who Wants To Be a Millionaire dan memenangkan
hadiah sebesar 500.000 EUR yang kemudian disumbangkan untuk yayasan
amal. Neuer juga menuai simpati ketika memilih bertukar kaos dengan
kiper cadangan Perancis usai laga yg membuat Perancis tersingkir, ia
tahu Mickael Landreau akan mengakhiri karier profesionalnya sebagai
penjaga gawang setelah kekalahan Perancis, hal ini tentu saja membuat
Mickael Landreau terharu biru karena tidak menyangka seorang Manuel
Neuer menaruh respek terhadap dirinya. Jerman
memang tidak mempunyai pemain bintang seperti Argentina, Portugal,
Spanyol, Italy, Perancis, Inggris dan Brasil. Jerman adalah Tim. Tim
dengan kerjasama yang bagus, solid, bermental baja, bermain bersih
dengan pola yang terstruktur, disiplin dan rapi. Stok pemain cadangan
mereka dipenuhi sederet talenta berbakat. Markas mereka di Brasil yang
steril dari sentuhan publik adalah cara untuk memberi kenyamanan bagi
seluruh Tim. Ini bukan arogansi, sama sekali bukan, sekali lagi inilah
cara mereka berkonsentrasi untuk memperoleh hasil terbaik. Inilah disiplin tinggi
ala Jerman. Die Nationalmannschaft adalah Tim yang sedang bekerja
membela negara, kabarnya pemain menerima gaji sekitar 500jt ketika
mencapai perempat final, jika juara tentu saja angka itu bisa naik
berpuluh kali lipat, belum lagi bonus yang telah menanti, mungkin setiap
pemain mendapat 1 unit Mercedes keluaran terbaru...mungkiiiin :) Akhirnya
semua harapan tertumpu pada Joachim Loew sebagai pelatih yang
diharapkan mampu mengoptimalkan potensi pemain. Kita tunggu hasil
pertandingan Senin dini hari nanti, siapapun yang menang, itulah tim
terbaik. Kemenangan telak 7-1 di hadapan publik Brasil akan tercatat
dalam sejarah sepakbola dunia dan tak akan pernah terlupakan oleh
penggemar sepakbola. Bagi masyarakat Jerman, jika tim kebanggaannya
sukses melenggang ke putaran final, apapun hasilnya tidak akan berpengaruh
terhadap publik di Jerman sana, mereka tetap berpesta bir dan….tentu
saja mabuk sampai pagi...:D