Sepanjang tahun 2009 hingga 2010 bencana alam yang bertubi-tubi menghantam Indonesia didominasi akibat banjir, disusul oleh longsor, gempa & tsunami. Dua bencana pertama dipicu oleh kerusakan lingkungan, salah satunya adalah penggundulan hutan. Padahal 70% atau 130 juta hektar dari luas daratan Indonesia berupa hutan. Sebagian dari hutan tropis terbesar di dunia terdapat di Indonesia, bahkan menempati urutan ketiga setelah Brasil dan Congo, sedangkan hutan mangrovenya adalah terluas di dunia.
Menurut data Departemen Kehutanan tahun 2006, luas hutan yang rusak dan tidak dapat berfungsi optimal telah mencapai 59,6 juta hektar, kenyataan ini membuat negri kita memegang rekor dunia pembabat hutan tercepat.
Bagaimana ini? hutan yang seharusnya berfungsi baik untuk kehidupan manusia yaitu mencegah erosi yang menyebabkan longsor dan banjir justru disalahgunakan menjadi lahan bisnis. Pembalakan skala besar, pembukaan lahan baru dan kebakaran hutan tak henti-hentinya bergantian menimpa hutan di Indonesia. Pembalakan liar dilakukan di setiap tingkat masyarakat , baik oleh para pejabat, militer, sampai kepada kelompok perusahaan kayu yang mempunyai Hak Pengusahaan Hutan (HPH) resmi.
Sadarkah mereka praktek kegiatan kehutanan yang sama sekali tidak lestari inilah pemicu terjadinya banjir dan tanah longsor?? Bencana ini belum termasuk rusaknya keanekaragaman hayati yg tak ternilai harganya dan punahnya spesies-spesies langka seperti harimau, badak, gajah, orang utan, bekantan dan beruang madu. Seperti diketahui harimau Indonesia mempunyai 3 sub spesies yaitu harimau sumatera, jawa dan bali,tetapi 2 jenis harimau terakhir telah punah, sementara itu nasib badak sumatera dan badak jawa tidak lebih baik, saat ini badak jawa yang tersisa tinggal puluhan ekor dan hanya bisa ditemui di Taman Nasional Ujung Kulon. Di Penajam Paser Utara-Kalimantan, bekantan, orang utan dan beruang madu juga terancam punah.
Jika banjir dan tanah longsor di daerah diakibatkan oleh praktek-praktek kehutanan yang bodoh, bisa dipastikan banjir yang melanda sebagian kota besar di Indonesia adalah karena sampah. Dalam hal ini pemerintah tidak sepenuhnya salah, tak kurang dan tak henti-hentinya pemerintah menyerukan dan memfasilitasi warga supaya membuang sampah pada tempatnya dan sebisa mungkin memilah sampah berdasarkan jenis. Bukan bermaksud menjelek-jelekkan bangsa sendiri, tapi kenyataannya mental dan moral orang Indonesia perlu diformat ulang karena bentuk kesadaran dari suatu aktivitas terkecil untuk menjaga kelestarian lingkungan yaitu membuang sampah pada tempatnya tidak pernah ada.
go green, think green, act green |