Monday, February 25, 2013

dan...alam pun menjawab


Sepanjang tahun 2009 hingga 2010 bencana alam yang bertubi-tubi menghantam Indonesia didominasi akibat banjir, disusul oleh longsor, gempa & tsunami. Dua bencana pertama dipicu oleh kerusakan lingkungan, salah satunya adalah penggundulan hutan. Padahal 70% atau 130 juta hektar dari luas daratan Indonesia berupa hutan. Sebagian dari hutan tropis terbesar di dunia terdapat di Indonesia, bahkan menempati urutan ketiga setelah Brasil dan Congo, sedangkan hutan mangrovenya adalah terluas di dunia.

Menurut data Departemen Kehutanan tahun 2006, luas hutan yang rusak dan tidak dapat berfungsi optimal telah mencapai 59,6 juta hektar, kenyataan ini membuat negri kita memegang rekor dunia pembabat hutan tercepat.  
Bagaimana ini? hutan yang seharusnya berfungsi baik untuk kehidupan manusia yaitu mencegah erosi yang menyebabkan longsor dan banjir justru disalahgunakan menjadi lahan bisnis.  Pembalakan skala besar, pembukaan lahan baru dan kebakaran hutan tak henti-hentinya bergantian menimpa hutan di Indonesia.  Pembalakan liar dilakukan di setiap tingkat masyarakat , baik oleh para pejabat, militer, sampai kepada kelompok perusahaan kayu yang mempunyai Hak Pengusahaan Hutan  (HPH) resmi.

Sadarkah mereka praktek kegiatan kehutanan yang sama sekali tidak lestari inilah pemicu terjadinya banjir dan tanah longsor??  Bencana ini belum termasuk rusaknya keanekaragaman hayati  yg tak ternilai harganya dan punahnya spesies-spesies langka seperti harimau, badak, gajah, orang utan, bekantan dan beruang madu. Seperti diketahui harimau Indonesia mempunyai 3 sub spesies yaitu harimau sumatera, jawa dan bali,tetapi 2 jenis harimau terakhir telah punah, sementara itu nasib badak sumatera dan badak jawa tidak lebih baik, saat ini badak jawa yang tersisa tinggal puluhan ekor dan hanya bisa ditemui di Taman Nasional Ujung Kulon. Di Penajam Paser Utara-Kalimantan, bekantan, orang utan dan beruang madu juga terancam punah.

Jika banjir dan tanah longsor di daerah diakibatkan oleh praktek-praktek kehutanan yang bodoh, bisa dipastikan banjir yang melanda sebagian kota besar di Indonesia adalah karena sampah. Dalam hal ini pemerintah tidak sepenuhnya salah, tak kurang dan tak henti-hentinya pemerintah menyerukan dan memfasilitasi warga supaya membuang sampah pada tempatnya dan sebisa mungkin memilah sampah berdasarkan jenis. Bukan bermaksud menjelek-jelekkan bangsa sendiri, tapi kenyataannya mental dan moral orang Indonesia perlu diformat ulang karena bentuk kesadaran dari suatu aktivitas terkecil untuk menjaga kelestarian lingkungan yaitu membuang sampah pada tempatnya tidak pernah ada.

go green, think green, act green
Banyak upaya yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan, mulailah dari yang terkecil misalnya menyisakan ruang terbuka hijau sebagai daerah resapan air, menanam pohon di setiap rumah, tidak menebang pohon di lingkungan perumahan jika pohon tersebut berfungsi sebagai penghijauan, membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah berdasarkan jenis, membawa tas belanja sendiri ketika berbelanja di pasar atau supermarket yg tidak menyediakan kantong plastik ramah lingkungan, dsb. Bukan hal yang berat jika kita melakukan dengan penuh kesadaran dan rasa tanggungjawab. Alampun tersenyum jika diperlakukan dengan ramah...

KLa Project dan persahabatan yang tak tergantikan..



After 20 years

With 11 albums

After 7 years apart

They’re back

KLa Returns….


Begitulah rangkaian kata-kata indah dalam konser bertajuk KLa Project : Return With Love menyambut penggemarnya.
Malam itu, Sabtu 5 Juni 2010 KLa menggelar konser reuni di Grand Pacific Hall Jogjakarta setelah sebelumnya konser serupa meraih sukses di Semarang. Konon konser ini digelar atas permintaan KLanese (penggemar Kla Project) dan dikemas secara eksklusif sehingga enak ditonton dan nyaman. Para penggemar KLa tentu saja sudah tidak muda lagi, dengan rentang usia 30-40th, rasanya bukan jamannya lagi menikmati musik KLa sambil berdiri dan bergoyang di depan panggung seperti puluhan tahun lalu kala stamina masih prima.

Lagu pertama “Satu Kayuh Berdua” dengan irama menghentak kelihatannya sengaja dipilih KLa yang tampil dengan formasi lengkap Katon, Lilo dan Adi untuk memancing penonton supaya bergoyang, karena belum mengena, Katon segera menyambung dengan lagu “Terkenang” yang diambil dari album V. Asyik sih, tapi tentu saja bukan itu yang kami mau, maka seolah tahu bahwa kami menginginkan lagu-lagu KLa yang hits di era 90-an mereka langsung menggebrak dengan permainan saksofon yang menjadi intro lagu “Terpurukku Di Sini”, seketika tepuk tangan menggemuruh di seluruh Hall, penonton pun berdiri dan serempak bernyanyi mengikuti bait demi bait yang dilantunkan Katon. Tidak banyak komunikasi yang dijalin Katon, tak apa, karena kami datang untuk bernostalgia dengan lagu-lagu KLa, generasi kami tumbuh bersama KLa, kami jatuh cinta, berpisah, mengkhayal, berharap, dan menjemput impian bersama lagu-lagu KLa Project.

KLa masih seperti dulu, usia yang merambat bukan halangan bagi KLa untuk menyuguhkan konser yang terbaik bagi penggemarnya, alunan nada dari keyboard Adi, sentuhan rock Lilo dan tentu saja suara khas Katon tetap memukau, setiap lagu yang dilantunkan mampu membawa penonton pada memori masa lalu. KLa mengajak sedikit bergoyang dangdut melalui “Lagu Baru “ “ jangan biarkan terbawa resah di dada....” demikian Katon mengajak berjoget.. Katon pun tampak puas ketika bersahutan-sahutan dengan penonton dalam lagu “Semoga” . Ya, perpaduan yang sempurna dalam sebuah konser musik, chemistry antara penonton dan penyanyi tercipta tanpa ada unsur keterpaksaan, penonton bergoyang dan bernyanyi dengan hati. KLa memanjakan penggemarnya dengan total 13 lagu populer mereka.

Tidak lengkap rasanya jika KLa menggelar konser tanpa lagu legendaris yang menyabet penghargaan sebagai lagu terbaik versi BASF Award Th. 1991. Apalagi kali ini KLa menggelar konser di Jogja, kota yang keramahannya begitu membekas bagi siapa saja yang pernah tinggal atau berkunjung, kota yang sangat memberi inspirasi bagi karya masterpiece mereka. “ Terima kasih Jogja, Jogjakarta akan selalu di hati ” demikian Katon mengungkapkan perasaannya, kemudian mengalunlah intro lagu Yogyakarta yang disambut tepuk tangan, jeritan dan koor penonton...

Lepas membawakan Yogyakarta, KLa langsung mengajak mengenang masa lalu,“Tentang Kita” yg merupakan single pertama mereka segera mengalun, belum selesai kegembiraan penonton karena tidak menyangka KLa bakal membawakan single yg langsung menjadi hits di th 1989 ini, Sisca muncul dengan busana seksi dari sisi panggung dan berduet dengan Katon, persis seperti 21 th silam.. tepuk tangan semakin menggemuruh, benar-benar reuni sebuah band yang sempurna... sayang lagu “Someday” yg menandakan kembalinya Lilo ke KLa Project tidak muncul dalam konser ini, padahal sumpah lagu ini KLa banget. KLa justru menutup konser yang indah ini dengan lagu “Anak Dara” dan mengajak penonton kelas festival mendekat ke panggung untuk bernyanyi bersama.

Satu pelajaran berharga yang bisa dipetik dari konser KLa malam itu adalah arti persahabatan. Semua penggemar KLa tentu tahu Lilo sempat memisahkan diri dari band ini karena perseteruan yang hebat. Tujuh tahun berlalu, KLa bagai burung yang patah sayap, tanpa Lilo musik KLa terasa hambar, album NuKLa jatuh di pasaran, KLa seperti kehilangan ruh untuk berkarya. Kembalinya Lilo Th 2007 disambut hangat oleh kedua sahabatnya, kabar yang beredar Lilo-lah yang berinisiatif menghubungi mereka. Ah, indahnya persahabatan, tak mudah memang berpisah dengan sahabat yang telah berpuluh tahun mewarnai hidup kita, apalagi bagi band legendaris seperti KLa Project, perjuangan dan sukses yang pernah mereka raih tidak semudah itu terlupakan seiring dengan keluarnya Lilo dari KLa. Katon, Adi dan Lilo sadar itu, perbedaan dalam persahabatan adalah biasa, yang luar biasa adalah bagaimana menyikapi perbedaan itu dan mengubahnya menjadi harmoni. Maka ketika Lilo memutuskan untuk “pulang” KLa seperti menemukan ruhnya yang dulu pernah hilang, sebuah energi baru tercipta dan energi itu adalah KLa Returns...